*jepret *jepret *jepret *jepret *jepret *jepret *jepret *jepret *jepret
Tak terasa ratusan gambar telah saya ambil. Sesampainya di rumah, saya menyortir mana foto-foto yang layak cetak dan jadilah 63 buah dari ratusan gambar yang saya ambil. Langsung saya berpikir, "apa2an saya ini? gak efesien banget dari ratusan cuma jadi E-N-A-M T-I-G-A gambar yang layak dicetak. "dan setelah dicetak, hasilnya dilihat lagi oleh mama saya. Berentetan kalimat kritik dan saran akhirnya keluar. Saya cuma bisa :\
Ya, inilah bukti dari masih belum adanya pengalaman saya di sini. Ketika seni foto itu saya terapkan dalam dokumentasi ternyata ga cocok. FYI: untuk dokumentasi foto, kita (fotografer) harus mengambil sudut gambar yang normal-normal saja. Karena yang bakal ngeliat hasilnya itu adalah orang awam. Mereka kurang mengerti seni fotografi. SABAR dan DENGAR saran dan kritikan orang-orang terdekat. Karena itu memang sangat membantu sekalipun bikin keki. hehe.
Well, terimakasih Tuhan buat kesempatan saya belajar dari kesalahan kemarin. Besok saya akan lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar