Powered By Blogger

bola mata

free counters

Rabu, 14 Juli 2010

susah-susah gampang atau serba salah?

Sebagai anak baru dalam dunia fotografi, hari ini saya belajar kalau memotret itu susah-susah gampang dan serba salah juga. hehe. Saya mengalami peristiwa ini ketika proyek pertama saya dipercayakan sebagai kuli dokomentasi sebuah acara ulang tahun persatuan Ibu di gereja saya. Dengan senang hati tanpa mengharap imbalan saya menerima proyek itu, bagi saya ini adalah momen penting untuk sebuah pembelajaran.

*jepret *jepret *jepret *jepret *jepret *jepret *jepret *jepret *jepret

Tak terasa ratusan gambar telah saya ambil. Sesampainya di rumah, saya menyortir mana foto-foto yang layak cetak dan jadilah 63 buah dari ratusan gambar yang saya ambil. Langsung saya berpikir, "apa2an saya ini? gak efesien banget dari ratusan cuma jadi E-N-A-M T-I-G-A gambar yang layak dicetak. "

dan setelah dicetak, hasilnya dilihat lagi oleh mama saya. Berentetan kalimat kritik dan saran akhirnya keluar. Saya cuma bisa :\


Ya, inilah bukti dari masih belum adanya pengalaman saya di sini. Ketika seni foto itu saya terapkan dalam dokumentasi ternyata ga cocok. FYI: untuk dokumentasi foto, kita (fotografer) harus mengambil sudut gambar yang normal-normal saja. Karena yang bakal ngeliat hasilnya itu adalah orang awam. Mereka kurang mengerti seni fotografi. SABAR dan DENGAR saran dan kritikan orang-orang terdekat. Karena itu memang sangat membantu sekalipun bikin keki. hehe.

Well, terimakasih Tuhan buat kesempatan saya belajar dari kesalahan kemarin. Besok saya akan lebih baik lagi.

#salamjepret!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar