Powered By Blogger

bola mata

free counters

Senin, 26 April 2010

de l'autre cote du lit


Kemarin, 25 April 2010 pukul 16.30 WIB Septa Melina aka Septa dan saya mengisi Mingu santai kami dengan menonton salah satu film yang diselenggarakan pada Festival Sinema Perancis. Acara tahunan yang diselenggarakan oleh Ambassade De Prance En Indonesie untuk tahun 2010 ini diselenggarakan sejak 15 April - 10 Mei di 6 kota besar di Indonesia, antara lain Balikpapan (kampung halaman saya :) hehe), Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Denpasar. Sayang untuk di Jakarta hanya berlangsung dari tanggal 17 - 25 April dan kami harus mengeluarkan biaya utnuk menyaksikan tiap film. Harga tiketnya Rp 15.000,-/film. Namun, dengan harga segitu, kami benar-benar mendapatkan suguhan nilai yang sangat banyak dari budaya negara pemilik menara Eiffel ini.

Diantaranya yang terdapat dalam film "de l'autre cote du lit", diterjemahkan dalam subtitle bahasa Inggris, Changing. Film ini mengisahkan kehidupan rumah tangga sepasang kekasih, Arianne dan Hugo. Setelah 10 tahun perkawinan mereka, mereka merasakan seperti hamster dalam roda. Mereka merasakan stucknation. Tiba-tiba Arrianne dan Hugo memutuskan untuk merubah hidup dan rutinitas mereka. Mereka saling bertukar profesi.
Arianne menjadi kepala pada perusahaan rental alat-alat konstruksi dan


Hugo berusaha mengambil alih urusan rumah, menjadi jewelry salesman.


Tapi apakah hidup anda lebih baik ketika anda tinggal di sisi lain tempat tidur?
It's a BIG NO NO.

Mereka berdua akhirnya menyadari, ini merupakan kesalahan besar karena berdampak pada anak-anak mereka yang menjadi nakal dan pendiam. Meraka pun kini memahami satu hal yang terpenting dalam urusan rumah tangga adalah saling menghargai.

Voila!
Film berdurasi 1'30'' detik mampu menghadirkan suguhan komedi segar melalui pengadeganan cerita dan karakter tokoh-tokohnya. Berikut ini para aktor dan aktris yang terlibat dalam cerita yang disutradarai oleh Pascale Pouzadoux,
antara lain Sophie Marceau, Dany Boon, Antoine Duléry, Anny Duperey, Roland Giraud, Juliette Arnaud, Ninon Mauger, Clémot Couture, François Vincentelli, Delphine Rivière, Arsène Mosca, Armelle, Olivia Forest.

Buat bloggers dan readers yang tinggal di kota-kota yang menjadi festival ke 15 film ini, ayo saksikan film-film recommended asal Perancis ini. Sangat menambah wawasan kita loh. Apalagi untuk di daerah, film-film ini bisa anda saksikan tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun.
Asyik kan?!

Dan saya tunggu cerita-cerita kamu setelah menonton film-filmnya ya.

Merci beaucoup! Au revoir :)

PS:saya rekomedasiin nih film-film top laiinya.
1.La Reine Soleil (animasi)
2.Le Concert (komedi dramatik)
3.Le Petit Nicolas(komedi keluarga)
4.Les Enfants de Timpelbach(komedi keluarga)
5.Oceans (dokumenter)

Info selengkapnya cari di www.sinema-perancis.com
cheers*

kisah si putih dan hitam bersatu

maaf, baru sekarang saya bisa memposting kisah dari si putih berwarna hitam ini.

Alkisah, suatu hari saya membaca sebuah buka di acara pameran buku terbesar se-Jakarta.
Event seperti ini memang tidak pernah terlewat dari jadwal hidup saya sejak kecil. Saya sangat suka bentuk dan rupa dari tumpukan lembar-lembar kertas ini. FYI:tiap saya membaca buku, terutama buku yang baru saya beli, pasti saya cium aromanya di ruas-ruas buku tersebut. Entah ini perilaku dari siapa, tapi sepertinya kebiasaan ini memang saya ciptakan sendiri sedari saya ditenggelamkan dalam tumpukan buku sejak kecil. hehe :)

Buku terdiri dari lembaran kertas putih. Akan menjadi buku bermanfaat bila ada informasi yang sesuai dengan kebutuhan kita. Dan tetap menjadi berguna ketika belum ada torehan tinta hitam di dalamnya. Karena lembaran kosong itu memberikan kita kesempatan yang sangat bebas untuk mengekspresikan apa yang kita rasa.
Suka dan Duka.
Ketika saya kecil (FYI, saya anak termuda di antara 4 bersaudara dengan jarak umur lebih dari 10 tahun dengan saudara-saudara tertua saya), saya sangat suka mencoret. Apapun medianya. Pokoknya kalau senjata tinta sudah ada di tangan, apapun itu akan saya coret. Dinding, baju, kain tempat tidur, meja kayu, kursi, plastik, hingga buku-buku sekolah saudara-saudara saya. Saya haru bisa menorehkan tinta ini sejelas mungkin. Tidak peduli bentuk dan tulisan apa yang saya torehkan. Yang jelas semua benda itu saya corat- coret.

Sampai pada akhirnya suatu hari, saya mendapat hadiah ulang tahun berupa papan tulis lengkap dengan kapur tulisnya. Saya pun jejingkrakan kegirangan. Saya menghabiskan waktu dan sangat asyik bermain dengan mainan baru saya. Sampai-sampai, saya mengajak tetangga(anak-anak juga) untuk bermain di rumah saya. Bermain sekolah-sekolahan katanya. Jelas saya menjadi Ibu guru, Ibu guru seperti yang saya dapatkan gambarannya di Taman Kanak-kanak yang menjadi sekolah saya ketika itu.
Mengajarkan menulis dan menggambar. haha.

(to be continued)